Selasa, 18 Juni 2013

Penembak Jadul 6. ( Ganti senapan Sharp Innova )


Sharp Innova II seri: A 6.

Disamping mbedil kewan gede, saya masih aktif mbedil unthulan bareng lek Wiji dan rekan rekan lainya, disamping susah cari patner mbedil kewan gede khususnya kawan yang punya bedil gede karena saya sendiri belum punya, sangunya juga lumayan banyak harus kumpul-kumpul dulu, maklum pengangguran. Untuk menyalurkan hasrat mbediler saya, bila bulan peteng saya mbelor lagi nyari blacan, rase dan luwak juga sesekali nglandak. Waktu mubeng kadang kadang ketemu rombongan lain yang waktu itu masih bisa dihitung jumlahnya hingga saya hapal personil-personilnya, ada rombongan Mas Eko dengan bedil sharp ace, rombongan Umar Gembrix dengan sharp innova, rombongan Kempul dengan sharp innova juga, hanya rombongan Moncong dan Pak Putu yang masih setia pakai Benjamin. Rata-rata penembak pakai bedil Sharp kelihatanya enteng dan suaranya halus dengan peredam suara, hingga saya penasaran pingin nyoba. Dari hasil nabung uang gaji sebagai tenaga mandor proyek rehab rumah dinas di Puskesmas Ngaglik II ahirnya terkumpul dana dan cukup untuk beli senapan sharp innova II seri a 7 anyar di Toko Diana seharga tiga ratus lumapuluh ribu.  Saya coba pakai mbedil malam  disandingin sama sheridanku, rasane kok ampang banget tembakanya juga kurang mantep, bola-bali miss dan rasanya kurang mematikan. Mungkin kurang adaptasi apa ya apa karena kebiasaan pakai bedil sheridan yang lebih anteb bobotnya hingga ngak lama sharp innovaku kujual sama mas Marsel. Saya masih bertahan dengan Benjamin Sheridan kesayangan sampai saya menikah, punya anak dan mulai diterima kerja di Pemda Sleman. 

Suatu saat saya mbedil ke tempat teman di Jumoyo Salam Magelang bawa Sheridan kesayangan dan blusukan siang-siang di selatan desa bawah lereng gunung Gendol deretan makam cina sisi selatan jalan Jogja Magelang. Pas tepat dibawah galengan saya lihat garangan mondar mandir, saya suitin berhenti, bidik dan shoot. plook tembakan kena di belakang seker, sasaran lari masuk liang. Tak kejar sak pole hingga dengan mengikuti jejak darah ahirnya ketemu tempat dia ngumpet, takinjen masih kelihatan buntutnya terus tak rogoh sampai taktarik buntute ahirnya keluar ternyata sasaran sudah mati. Tetapi satu hal yang membuat saya menyesal telah mbedil garangan tadi adalah kala saya tarik keluar sari liangnya, sesekor anak ikut ketarik keluar masih dalam posisi menyusu induknya yang sudah mati.  Mesakake tenan, mana anaknya masih kecil  banget, nyesel saya telah bunuh induknya. Akhirnya anaknya saya bawa pulang dan saya rawat dirumah serta saya buatkan kandang strimin. Untuk pakanya saya kasih ikan wader dari mulai satu hari habis dua ekor sampai sehari habis lima, enam ekor. Mulai agak besar saya coba kasih pakan burung emprit lama lama makin banyak pakan yang harus disiapkan padahal emprit di sekitar rumah udah nipis dan kalau mbedil emprit pakai Sheridan agak sulit dan suaranya keras banget mbubarke lainya. Tiap pagi sebelum berangkat kerja saya sempatkan ngluruk ke timur lapangan Klebengan utara UGM untuk cari empril apa kutilang dan hasinya sulit tenan dapat banyak, ngeculke sepuluh kali luput delapan kali keno pindo itu sudah bagus. Nembak keatas pakai Sheridan memang kurang akurat dan karena suaranya keras sasaran yang ada banyak sering bubar dan nunggu lama lagi biar datang lagi. Akhirnya saya coba ganti senjata dengan senapan Sharp Innova yang saya beli dari uang rapelan gaji perama sebagai PNS itung-itung untuk kenangan dari gaji pertama saya. Mulai saat itu saya rasa makin enjoi menikmati mbedil dengan Sharp yang memang lebih halus tembakanya, suaranya bisa dikasih peredam hingga senyap dan untuk tembakan jarak jauh ataupun tembakan atas jadi makin akurat dan sang Sheridan kesayangangan makin banyak tidur di tas lebih sering Innova yang menemani saya mbedil. Terutama untuk mbedil siang, ternyata Sharp Innova sangat memuaskan dan untuk malampun juga tidak mengecewakan, halus perkenaanya walaupun tidah sedahsyat Sheridan yang tembakanya Thess.. Glinding.


 Sharp Innova I Seri A 3014... Ori


Sampai sekarangpun saya masih pakai Sharp Innova dan dari bola bali bongkar pasang koleksi Sharp sampai hari ini masih punya dua yang lawasan original yaitu Sharp Innova I seri A 301....  dan A 3144.....   ternyata untuk mbedil ndenemaake tenan.                                            

4 komentar: