Jumat, 18 Desember 2015

Penembak Jadul 13. (Mbedili Bajink mulai kebon sekitaran rumah sampai luar kota)

Yang namanya bajing mungkin inilah hewan yang terlahir dan tercipta sebagai hewan yang paling tidak pernah bisa merasakan ketentraman hidup. Kewan yang paling tidak pernah bisa merasakan nikmat dari hidup ini. Hidupnya cuman selalu was-was, kemana-mana harus selalu waaspada dan tidak pernah sekalipun merasakan kebahagiyaan. Untung aku dudu bajing..nek ditambahi ngan itu mungkun. Dari jaman dahulu kala wiwit simbah saya atau bahkan sebelum simbah, bajing sudah tidak pernah bisa tidur nyenyak karna bajing adalah salah satu faforit buruan baik secara tradisional ataupun moderen. Menurut ceritane simbah mbiyen jamane simbah masih kecil bajing sudah diburu dengan diplintheng atau diketapel dan waktu itu juga sudah pada dibedili oleh para Ndoro-ndoro sugih yang waktu itu sudah punya duwit lebih untuk mbeli bedil. Sampai detik ini pun si bajing apabila ketemu orang yang bawa bedil entah salah atau tidak mesti bakal ditembak mati atau paling ringgan dioyak-oyak nganti saklempohe.  Oalahhh jing bajing, melasmen nasipmu.

Jaman mbingek waktu saya kecil sekitar tahun 79 sampai tahun 80 an sesekali ada penembak masuk di kebonan sekitar desa saya. Jaman itu rata-rata mereka pakai senapan spring panjang-panjang dan ketoknya ngleleng tenan dan yang pasti sasaram buruan mereka yang utama adalah bajing. Sayangnya bajing itu pulalah yang menjadi hewan buruan pertama saya waktu saya mulai belajar mbedil sampai sekarang belum juga bosen. Sejauh pengalaman saya mbedil gonta ganti nuansa dari mbedil siang sampai malam, dari mbedil manuk emprit sampai babi hutan alias celeng, ternyata yang paling ngangeni tetap selera awal yaitu mbedil bajing. Walaupun bajing kewane kecil tapi super lincah dan sensasi mbedilnya juan luar biasa, ibarat umur kita tambah sepuluh tahun bila bisa nibakke satu ekor saja. 

Tercipta dengan imets sebagai hewan hama kelapa, bajing langsung dinobatkan sebeagai hewan yang paling dibenci pertani. Padahal kalau kita perhatikan sebenarnya jumlah kelapa yang dimakan bajing juga tidaklah banyak hingga bisa merugikan panen petani. Bajing makan kelapa paling banter satu atau dua buah di satu pohon dan belum pernah memakan sampai menghabiskan semua buah dalam satu pohon itupun tidak semua pohon kelapanya disukai oleh si  bajing. 

Dilihat dari jenisnya bajing di seputaran Jogjakarta atau daerah-daerah sekitarnya umumnya terdiri atas tiga jenis yaitu bajing kelapa coklat biasa berwarna coklat kekuningan kadang ujung ekornya berwarna kemerahan , bajing hutan berwarna lebih gelap dengan warna perut abu-abu tua dan ekor sedikit lebih pendek di beberapa daerah dinamakan bajing genduru serta jenis bajing cluring berukuran lebih kecil warna coklat polos bermoncong mancung seperti musang dengan gigi taring juga seperti musang berbeda dari dua jenis bajing yang lain yang bergigi sepasang di depan seperti kelinci dan tikus.  Ada juga jenis bajing besar yang sangat langka yaitu jelarang berwarna kombinasi putih, coklat, abu-abu dan hitam yang berhabitat di tepian hutan dengan ukuran hampir sebesar garangan dengan ekor panjang berbulu jan apik tenan. Sayangnya jelarang kini sudah meh punah terakhir saya lihat di alas Keningar Ndukun Magelang lereng bawah Gunung Merapi. 

Disamping diburu secara moderen dengan senapan angin, bajing juga ada yang diburu secara tradisional dengan jerat, ketapel dan digropyok rame-rame. Saya pernah menemukan metode berburu seperti ini di daerah Bagelen Purworejo dimana satu kelompok pemburu tradisional terdiri atas lima sampai sepuluh orang dengan membawa jerat dari senar diikatkan pada bambu yang sudah diraut menyerupai joran pancing pendek. Pertama bajing dikejar hingga masuk ke pohon kelapa berdiam di pucuk daun yang rapat atau mupus, setelah diketahui posisi bajingnya baru dipelajari pola pelarianya dan jalur jalur yang menyambung antar daun kelapa untuk selanjutnya pemburu memanjat untuk memasang jerat di tengah daun kelapa yang mana akan dilalui bajing untuk kabur. Setelah dirasa cukup, pemburu memajat pohon kelapa tepat yang ada bajingnya sambil menggoyang atau memukul-mukul pohon kelapanya hingga bajing lari berpindah ke pohon kelapa lainya yang mana jalurnya sudah dipasang jerat. Bila beruntung bajing akan terkena jerat bila tidak cara yang sama akan dilakukan lagi. Biasanya bajing akan mogok pada pohon kelapa yang ketiga bila dalam pelarianya lolos dari jerat, pemburu akan bersiaga di sekitar bawah pohon dan seputaran pohon dihujani dengan tembakan ketapel. Apabila dipastikan bajing benar benar mogok, salah satu pemburu memanjat pohon kelapa itu dengan membawa jerat yang batang bambunya agak panjang, lalu dengan hati-hati memeriksa seputaran pupus daun kelapa dimana bajing biasanya sudah diam anteng ketakutan dan diusahakan dijerat dengan senar dan apabila lolos terus meloncat turun pastikan pasukan dibawah bisa menangkap dengan tangan atau apabila lolos lari ke tanah dikejar beramai-ramai dan biasanya bajing tidak lari jauh karena kelelahan dan stres ketakutan hingga mudah ditangkap. Metode ini biasanya mendapatkan bajing dalam kondisi hidup dan akan dijual untuk peliharaan. 

Adapun cara berburu konfensonal yang biasa yaitu dengan senapan tentunya kita semua sudah tau. Waktu yang paling baik untuk berburu bajing adalah pagi hari sebelum banyak angin dan saat bajing bangun tidur dan  mulai aktifitas mencari makan.  Pagi-pagi buta bajing masih pada lapar dan kurang waspada sehingga untuk memburunya tidak terlalu sulit asalkan kita halus dalam bergerak mata awas dan sangat hati-hati melepas tembakan bila belum yakin akan sasaran kita karena akan berakibat pada posisi bajing lainya yang terus mejadi waspada. Berburu bajing saat seperti ini enak dilakukan sendiri karena bisa menikmati moment ngintp bajing, mendekati sampai melepas tembakan, asik tenan. Siangan dikit kira-kira jam tanggung tekniknya berganti dengan teknik adu mata yaitu dimana bajing sudah tidak banyak pergerakan dan mulai banyak yang tidur. Disini sangat dibutuhkan kemampuan melihat yang ekstra awas dari penembak yang harus apal dan teliti mencari keberadaan bajing tidur, tetapi apabila bisa menemukan rasanya enak sekali membidik bajing tidur yang biasanya di ranting pohon yang resik hingga kita bisa milih mau mbedil apanya. Lebih siang ganti lagi dengan metode gropyokan dengan mengumpulkan rekan berburu jadi jalan barengan dan bila melihat pergerakan bajing terus diuber dikepung ditembak beramai-ramai dan apabila mupus di pohon kelapa salah satu rekan kita diminta nggeduk atau ndodog pakai batu besar agar bajing lari hingga bisa terkejar dan tertembak.  Adapun musim yang baik untuk mbedil bajing adalah bilan pada musim hujan hujanya sebentar-sebentar berhenti. dalam kondisi ini bajing akan banyak keluar walaupun sudah kagol luput waktu ditembak atau walaupun sudah lewat waktu pagi apabila habis hujan bajing akan sangat jinak seperti kala pagi-pagi buta. 

Trip berburu bajing saya paling dekat sampai ke daerah Cangkringan perbatasan Klaten, sedangkan trip yang agak jauh dan ramai bajingnya di daerah prambanan seputaran Candi Ijo dengan medan bebatuan cadas dan perbukitan yang tentunya akan banyak menguras tenaga. Daerah Gunung Kidul juga ramai tapi medanya juga kurang lebih sama dan harus latihan tembak rodo jauh. Trip bajing paling berkesan adalah di daerah Mirit Kebumen dimana wilayah itu berupa kebunan disambung desa dan kebunan lagi yang panjang sekali tidak putus-putus. Dulu waktu ramai-ramainya spot ini dalam satu kali berburu untuk penembak yang rada mending untuk start jam lima pagi sampai jam sepuluh satu bedil rata-rata seratus ekor mesti dapat, untuk penembak-penembak pupuk bawang atau masih belajaran rata-rata bisa point sepuluh sampai duapuluh ekor. Sayangnya sekarang lokasi itu juga sudah kurang menjanjikan karena saking banyaknya pembedil lokal dari daerah itu hingga kita sudah tidak uman bajing lagi. Akhir-akhir ini saya masih tlaten metani di daerah wonogiri dan hasilnya juga masih lumayan untuk tombo celik.

Untuk senapan yang saya gunakan dalam berburu bajing masih bertahan dengan Mbok Tuwo yaitu Sharp Innova I seri A3, tetapi berhubung sekarang sudah dapat mbok enom berupa senapan Sharp Ace seri 7  maka mbok tuwo kini banyak tinggal dirumah. Nek tembakan dan mantap bidikanya tetep menang Sharp Ace tapi sayange abote ora ilok kaya bawa blandar wutuhan komplit sak usuke, tapi menange kalau bawa Sharp Ace bila papasan sama rekan penembak bisa sedikit mbagusi dan umuk le bedile apik raketang tembakane rakalap. Hasil nomer dua penampilan yang utama. Kalau mbedil cedak-cedakan waktu sekarang jan pol angele, sehari nutug empat personil dua motor mruput berangkat jam setengah enam paling pol dapet lima itupun sudah prasmanan le mbedil belum lagi lempoh boyoke le ndodogi wit kelopo belum bensin sama miayame. Yah sekedar ndedowo umur sambi ngajari junior saya ben besuk iso neruske dosa turunan kebanggaan keluarga. he he he.. Semangat le..


 
Juniorku 
Emanoel Gestiantoro Sarosa